
Wonogiri, //www.buserindonesia.id || Banyak pedagang mete Kabupaten Wonogiri panik akibat bahan baku di nilai mulai langka dalam beberapa pekan terakhir . Mete lokal wilayah wonogiri jauh belum mencukupi tanpa mendatangkan mete dari luar pulau yakni sumbawa dan sulawesi .
Sunarti pedagang mete asal Kecamatan Jatisrono , Wonogiri menuturkan pada media saat di temui , ia mengatakan , banyak pesanan pada saya belum terpenuhi dalam pekan ini akibat pengiriman bahan baku mulai berkurang , sehingga dampak bagi saya untuk memenuhi permintaan pedagang mete di luar kota .

Kelangkaan bahan baku menjadi penyebab utama naiknya harga mete di pasaran , padahal menurut kalender bulan jawa, pada Agustus -September warga wonogiri banyak melaksanakan hajatan mantu , sehingga mete akan banyak di butuhkan untuk pelengkap snack di suguhkan tamu undangan,ucap Sunarti.
Selain itu dampak kelangkaan mete glondong pengaruh besar pada pekerja buruh kupas mete teramcam nganggur sambil menunggu kondisi normal kembali dan mereka harus mencari pekerjaan sampingan guna menopang kebutuhan sehari -hari .
Walaupun di sebut pengupas mete bukan pekerjaan pokok , di Kecamatan Jatisrono ,Wonogiri mayoritas penggarap kupas mete di nilai menguntungkan , terutama ibu-ibu rumah tangga menjadi pekerjaan pokok selain bertani dan berdagang.
Baca juga : Terkait Penanganan Kasus Korupsi di Tapsel, Kajari Diminta Transparan Ke Publik
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) Siti Holija Harahap diminta agar transparan terkait penanganan kasus korupsi ke publik. Karena Pengungkapan ini sangat penting mengingat…
Kabupaten wonogiri memang familier industri pengolahan mete , akan tetapi bahan baku mete lokal belum mencukupi, di karenakan tanaman mete di wonogiri hanyalah tanaman kebon , bukan merupakan sebuah perkebunan , beda dengan Sulawesi dan Sumbawa , ucap Hardi pekerja kupas mete.
Menyikapi hal itu para pedagang mete wonogiri bertahan pada harga jual Rp130.000/kg mete mentah kering dan Rp145.000/kg mete goreng . Sedangkan harga mete goreng aneka rasa rerata Rp150.000/kg , itu harga tinggi di musim ini .
Harga ini termasuk lumayan tinggi di banding saat bahan baku normal , akan tetapi walaupun harga mete melambung, di imbangi pula dengan mete gelondong juga harga tinggi , hal itu sepadan dengan harga bahan baku dan biaya tenaga kupas serta oprasional lainya.
Menurut pendapat para pekerja kupas mete ,dampak kelangkaan bahan baku di karenakan Sulawesi dan Sumbawa sendiri mulai mengolah industri kupas mete , maka dampak besar bagi pedagang mete orang jawa , kususnya pedagang wonogiri yang mengandalkan bahan baku dari wilayah tersebut.
Hal yang sama di ucapkan Sutar pekerja pengupas mete glondong asal Dusun Sedran ,Desa Sambirejo ,Jatisrono , ia mengatakan, beberapa bulan ini tidak dapat jatah dari pengepul mete ,di akibatkan pengiriman mete dari sulawesi maupun Sumbawa tidak menentu, sehingga saya memutuskan buruh bangunan sambil menunggu mete glondong normal kembali, ucap Sutar.
Berkurangnya bahan baku mete gelondong yang di datangkan dari sulawesi dan sumbawa tidak normal seperti sebelumnya , sehingga para pedagang dan pengepul gelondong terpaksa harus mengurangi tenaga kupas mete sebagai pekerja rumahan ,imbuh Sutar.
Pewarta : Nandar Suyadi

#selamatpagiindonesia, #beritapagi, #beritaterkini, #beritahariini,
#beritahotpagi, #kabarpagi, #kabarhaiini, #kabarindonesia, #beritaindonesia
#kabar terkini, #beritaindonesia, #beritarepublikindonesia